Mengenal Lebih Dekat Gejog Lesung Desa Tlogo
Pak Jayeng Legowo S.S memilih berkecimpung dengan Gejog Lesung karena Pak Jayeng serta warga di Desa Tlogo memiliki kesetiaan terhadap tradisi dan ingin melestarikan budaya.
Gejog Lesung pada umumnya adalah permainan instrumental alat musik tradisional yang sampai sekarang masih tetap dilestarikan walaupun jarang karena adanya era modernisasi. Kata ‘Gejog’ yang artinya bersaut-sautan atau suara dari pukulan kegiatan ‘Lesung’ yang artinya alat benda yang menumbuk padi.
Gejog Lesung sendiri pada awalnya untuk merayakan musim hasil panen padi mereka, pada zaman dahulu orang-orang yang memainkan Gejog Lesung itu perempuan dan sambil berdiri lalu di desa tlogo ada sedikit perubahan karena berniat menjadi penampilan hiburan maka yang memainkan Gejog Lesung bisa Lelaki atau Perempuan (campuran) sambil duduk.
Gejong Lesung di Desa Tlogo yang dioperasikan oleh Pak Jayeng ketika ada event yang ingin memanggil Pak Jayeng dan warga untuk menampilkan Gejog Lesung sebagai hiburan di acara-acara tradisional.
Memainkan Gejog Lesung tak memiliki tehnik yang khusus, maka dari itu proses dalam mempelajari Gejog Lesung tak butuh waktu lama namun untuk mengkombinasi beberapa suara Gejog Lesung itulah yang menjadikan proses latihan sebelum penampilan dimulai.
Gejog Lesung khas Desa Tlogo ada sedikit berbeda dengan yang lain; Lesung (besar dan kecil), alu, kentongan, rebana, rincian gamelan yang khususnya melody, dan gong besar.
Anak-anak di zaman dahulu juga suka memainkan gejog lesung saat mereka memiliki waktu luang untuk bermain, sehingga gejog lesung sudah menjadi hiburan di masa lampau.
Fakta unik dari Gejog Lesung ialah pada zaman dahulu alat ini dimainkan disaat Gerhana Bulan, masyakarat Jawa percaya bahwa Gejog Lesung dapat mengusir raksasa yang menelan bulan itu dan mengeluarkannya kembali, itulah alasan mengapa Gejog Lesung dulu dimainkan saat Gerhana Bulan.
Share this content:
Post Comment